Rabu, 05 Januari 2011

Misteri Jack the ripper



Jack the Ripper (Jack sang Pencabik) adalah julukan untuk tokoh misterius yang melakukan serangkaian pembunuhan berantai dan mutilasi di Inggris pada abad 19. Yang membuat kasusnya menjadi sangat terkenal adalah karena adanya suasana mistis yang meliputi kasus ini. Menciptakan gambaran munculnya seorang berjubah hitam dari kabut, mencabut nyawa korbannya dengan cepat lalu menghilang di kegelapan. Pola pembunuhannya sangat kejam dan brutal disertai mutilasi. Tubuh korban biasanya dibedah untuk diambil organ-organ dalamnya. Dan dia tak pernah tertangkap atau terungkap.


Pada 31 Agustus 1888 lewat tengah malam, di distrik East End di kota London, Inggris yang dikenal dengan nama Whitechapel (daerah lampu merah di London) pernah dihebohkan dengan aksi pembunuhan berantai sadis terhadap sejumlah wanita tuna susila. Identitas pelaku pembunuhan hingga kini tidak berhasil diungkap. Polisi hanya tahu bahwa sang pembunuh menjuluki dirinya "Jack the Ripper".






Jack The Ripper tidak meninggalkan bukti satu pun dalam tindakan kriminalnya, pola pembunuhannya pun tidak diketahui, bahkan bisa dibilang acak. Satu-satunya persamaan antara korban-korbannya ialah bahwa mereka adalah wanita tuna susila. Dalam dokumentasi polisi saat itu, tercatat 11 korban dengan kemiripan perlakuan yang sama yang terjadi dalam kurun waktu 3 April 1988 sampai 13 Pebruari 1891 yang dikenal dengan julukan “Pembunuhan Whitechapel” (The Whitechapel Murders”). Akan tetapi hanya 5 korban yang benar-benar diakui secara resmi sebagai korban “Jack The Ripper” dan ini ia lakukan hanya dalam 3 bulan saja. Nama-nama ke 5 korban tersebut adalah :


Mary Ann Nichols (43), nama kecil Mary Ann Walker, nama panggilan “Polly. Lahir 26 Agustus 1845 dan dibunuh pada hari Jumat, 31 Agustus 1888. Mayatnya diketemukan sekitar jam 3.40 pagi tergeletak dibawah di depan pintu masuk kandang kuda di Buck’s Row (sekarang namanya Dunward Street), disebuah jalan dibelakang Whitechapel, sekitar 200 meter dari London Hospital. Terdapat luka dileher dan terdapat banyak luka tikaman pada bagain tubuh yang lain akibat benda tanjam, perutnya dibelah namun organ-organnya tak ada yang hilang.

Annie Chapman (47), nama kecil Eliza Ann Smith, nama panggilan “Dark Annie”. Lahir September 1841 dan dibunuh pada hari Sabtu 8 September 1888. Mayat Annie ditemukan sekitar jam 6 pagi tergeletak di bawah dekat pintu masuk belakang sebuah rumah di Hansbury Street No. 29, Spitalfields. Lehernya tersayat melintang, sebagian kulit perut disayat-sayat, tulang rusuk dipotong-potong, isi perut dan organ-organ dalam seperti jantung dikeluarkan dan diletakkan di bahu korban. Sebagian kemaluan dipotong dan uterusnya (peranakan) hilang. Diakhir hidupnya Annie dalam keadaan sakit-sakitan dan melarat.
Lokasi mayat Anie Chapman ditemukan:



Elizabeth Stride (44), nama kecil Elisabeth Gustafsdotter, nama panggilan “Long Liz”. Lahir di Swedia 27 Nopember 1843 dan dibunuh pada hari Minggu 30 September 1888. Mayatnya ditemukan menjelang jam 1 pagi, terbaring dibawah di Dutfield’s Yard, Berner Street (sekarang Henriques Street). Tewas berlumuran darah dengan bekas cekikan dileher, namun tak ada pembedahan (kemungkinan karena The Ripper mengalami gangguan).

Chaterine Eddowes (46), alias “Kate Conway” dan alias “Mary Ann Kelly”. Lahir 14 April 1842 dan dibunuh pada hari Sabtu 30 September 1888 di malam hari yang sama dengan malam pembunuhan Elizabeth Stride, kira-kira 1,6 km dari lokasi pembunuhan Elizabeth. Tubuhnya diketemukan tewas dalam keadaan berlumuran darah di Mitre Square , kota London. Ada bekas cekikan dileher, tubuhnya dibelah dari dada sampai selangkangan dan isi perutnya terburai keluar. Rahimnya yang terpotong dan ginjal kiri dikeluarkan, mukanya hancur dikuliti. Kelopak mata kanan dicungkil, hidung hampir putus. Salah satu telinga dan jantung hilang. Didekat lokasi pembunuhan polisi menemukan potongan celemek berlumuran darah milik korban dan pada dinding didekatnya terdapat tulisan kapur tulis putih berbunyi : “ The Juwis are The men That Will not be Blamed For nothing” (Yahudi adalah pihak yang tidak akan bisa disalahkan tanpa sebab). Dari sini polisi menduga bahwa pembunuhnya adalah seorang Yahudi.

Mary Jane Kelly (25), menyebutkan dirinya “Marie Jeanet Kelly” (sekembalinya dari perjalanan ke Paris), nama panggilan “Ginger”. Lahir tahun 1863 di kota Limerick atau Contry Limereick, Munster, Irlandia. Terbunuh pada hari Jumat 9 opember 1888. Mayat Mary dimutilasi dengan sangat mengerikan dan ditemukan lewat pukul 10.45 pagi tergeletak ditempat tidur di kamarnya dimana dia tinggal di Miller’s Court no.13, Dorset Strett, Spitalfields (lokasi ini sekarang menjadi jalan untuk perkantoran dan tempat parkir NPC). Pembunuhan terhadap Mary Jane Kelly adalah perbuatan The Ripper yang paling menghebohkan. Seluruh tubuh Kelly terpotong-potong dan organ-organ dalam tubuhnya beserakan di ruangan kamarnya.


PETA LOKASI PEMBUNUHAN (Lama dan Baru)


Tanda lingkaran adalah lokasi dari pembunuhan : Durward Street (Mary Ann Nicols), Hanburry Street (Annie Chapman), Berner Street (Elizabeth Stride), Mitre Square (Catherine Eddowes), Dorset Street (May Jane Kelly).



Jack The Ripper membunuh korban-korbannya tanpa ampun. Setelah memotong leher korbannya, kemudian Jack The Ripper memutilasi mereka. Bagaikan bayangan di malam hari, tidak ada seorangpun yang dapat menguak siapakah Jack The Ripper sebenarnya. Walaupun Jack The Ripper "hanya" beraksi lebih kurang satu tahun, korbannya sangat banyak dan telah menjadi legenda sampai sekarang.

Ada juga dugaan kalau pelaku adalah seorang dokter atau setidaknya orang yang mempunyai latar belakang pendidikan kedokteran spesialisasi di bidang operasi bedah karena sayatan-sayatan di tubuh korbannya sangat rapi yang hanya bisa dilakukan menggunakan alat-alat operasi kedokteran yang membutuhkan keahlian khusus.

Identitas Jack the Ripper sampai hari ini masih merupakan misteri; para spekulan memprediksi bahwa Jack the Ripper telah menyebrangi Laut Atlantik dan bermukim di AS setelah pembunuhan-pembunuhan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar